Notification

×

Iklan

Iklan

Magang & Cara Jahat Pengusaha Mencari Uang: Perspektif Pengusaha Terhadap Kesejahteraan Buruh

Sabtu, 10 Mei 2025 | Mei 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-12T04:33:43Z

 
karyawan sedang bekerja hingga burnout
Ilustrasi seorang karyawan yang burnout. (Sumber: freepik.com)

Pada umumnya, program magang dianggap sebagai kesempatan bagi para pelajar atau pencari kerja untuk memperoleh pengalaman dalam dunia kerja tanpa harus menjadi karyawan tetap. Namun, tidak sedikit perusahaan yang memanfaatkan program magang ini dengan cara yang tidak seharusnya, terutama dalam usaha untuk memangkas biaya dan mencari keuntungan semata.

Mungkin Anda adalah salah satu korban dari praktik penyimpangan ini, bagaimana praktik magang sering kali digunakan untuk mencari keuntungan yang tidak adil bagi pekerja. Tidak hanya intern, terkadang perusahaan juga memainkan upah atau sistem probation.

Mari kita bahas bagaimana hal ini berpengaruh pada keberlanjutan dan kesuksesan bisnis.

Penyelarasan Perspektif: Buruh Bukan Sekadar Tukang Pabrik

Banyak masyarakat Indonesia yang masih menganggap bahwa buruh hanya merujuk pada pekerja pabrik atau pekerja kasar. Namun, buruh dalam definisi teori Sosialis, siapa pun yang bekerja dan tidak memiliki alat produksi serta menerima upah, bahkan termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), juga merupakan bagian dari kelas pekerja.

Ini penting untuk dipahami. Selama kita bekerja untuk institusi yang bukan milik kita dan tidak memiliki hak atas keuntungan perusahaan, kita tetap berada dalam posisi buruh. Baik itu duduk nyaman di kantor SCBD maupun menggarap sawah di bawah terik matahari.

Kesalahan persepsi ini sering membuat sesama buruh saling merendahkan satu sama lain, padahal mereka berada di perahu yang sama.

Baca juga: Skandal eFishery: Potensi Sorotan Global terhadap Indonesia

Magang Sebagai Alat Penghemat Biaya

menyimpan uang di dalam toples
ilustrasi menyimpan uang (Sumber: freepik.com)


Magang memang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar kepada para peserta. Namun, banyak perusahaan yang memanfaatkan program ini bukan untuk memberikan pengalaman yang berarti, tetapi untuk mengurangi biaya operasional. 

Dalam banyak kasus, magang malah digunakan sebagai cara untuk mengurangi jumlah karyawan tetap yang dibutuhkan, dengan menggantikan posisi-posisi tersebut dengan pekerja magang yang digaji lebih rendah atau bahkan tidak digaji sama sekali.

Dengan cara ini, perusahaan dapat menghemat pengeluaran untuk gaji, tunjangan, dan biaya lainnya yang biasanya diberikan kepada karyawan tetap.

Namun, meskipun praktik ini terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, pada kenyataannya, hal ini dapat merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Pekerja magang yang tidak mendapatkan pelatihan yang layak atau pengalaman yang berharga akan cenderung kurang produktif, dan ini justru dapat menurunkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

Tidak hanya itu, tingginya tingkat turnover, atau pergantian pekerja magang, akan menghambat perusahaan dalam mencapai efisiensi yang diinginkan.

Mengapa Kesejahteraan Buruh Itu Penting Bagi Pengusaha

Dalam konteks yang lebih luas, kesejahteraan buruh, baik yang bekerja sebagai karyawan tetap maupun magang, seharusnya menjadi perhatian utama bagi setiap pengusaha.

Banyak pengusaha yang mungkin berfokus pada pemotongan biaya untuk meningkatkan keuntungan jangka pendek, tetapi hal ini sering kali mengabaikan salah satu aspek paling penting dalam menjalankan sebuah bisnis: sumber daya manusia yang berkualitas.

Jika pekerja merasa dihargai dan memiliki rasa aman dalam pekerjaannya, mereka cenderung lebih produktif dan loyal kepada perusahaan. Sebaliknya, jika pekerja merasa tidak dihargai, tidak mendapatkan upah yang layak, atau tidak memiliki kepastian dalam pekerjaan mereka, mereka akan cenderung meninggalkan perusahaan atau bahkan tidak memberikan kontribusi maksimal.

Hal ini akan sangat merugikan perusahaan dalam jangka panjang, terutama jika perusahaan tersebut terus-menerus mengalami turnover yang tinggi.

Pengusaha yang berfokus pada kesejahteraan pekerjanya tidak hanya berinvestasi pada masa depan karyawan, tetapi juga pada masa depan bisnis itu sendiri. Dengan memberikan pelatihan yang layak, upah yang sesuai, dan lingkungan kerja yang kondusif, pengusaha dapat memaksimalkan potensi pekerja, meningkatkan produktivitas, dan meraih keuntungan yang lebih besar.

Hal ini adalah investasi dalam sumber daya manusia yang dapat mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan di masa mendatang, serta meningkatkan reputasi perusahaan di mata calon pekerja dan investor.

Magang Hingga Probation: Trik Murahan Tanpa Jaminan Masa Depan

Salah satu trik murahan yang sering digunakan oleh perusahaan adalah memanfaatkan masa probation (masa percobaan) untuk memperpanjang status magang tanpa memberikan jaminan untuk menjadi karyawan tetap.

Perusahaan dengan strategi ini cenderung mengurangi jumlah pegawai tetap dan mengandalkan pekerja magang dengan kontrak yang tidak jelas. Praktik semacam ini jelas merugikan pekerja, karena mereka tidak diberikan kepastian mengenai karier mereka di perusahaan tersebut.

Pada dasarnya, praktik seperti ini tidak hanya merugikan pekerja, tetapi juga dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Pekerja yang tidak merasa dihargai atau tidak memiliki prospek jangka panjang di perusahaan cenderung tidak akan memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya. Mereka mungkin hanya berfokus pada mencari peluang di tempat lain atau bahkan tidak berusaha untuk berkembang. Hal ini berpengaruh pada kualitas pekerjaan yang mereka hasilkan, serta dampaknya pada kesuksesan perusahaan.

Selain itu, perusahaan yang terus-menerus mengandalkan pekerja magang yang tidak diperpanjang kontraknya hanya akan merasakan stagnasi dalam hal pengembangan kapasitas dan skill karyawan. Mereka mungkin tidak pernah mencapai titik di mana pekerja mereka benar-benar kompeten dalam pekerjaan mereka karena adanya turnover yang tinggi dan kurangnya investasi dalam pengembangan karyawan.

Kepentingan Bisnis dalam Membangun Keberlanjutan

para pebisnis sedang menyusun strategi bisnis di atas meja
ilustrasi para pelaku bisnis yang sedang menyusun strategi (Sumber: Freepik.com)


Sebagai seorang pengusaha, penting untuk memahami bahwa perusahaan yang sukses tidak hanya mengandalkan keuntungan jangka pendek. Keberlanjutan bisnis adalah kunci utama untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan dalam jangka panjang.

Salah satu cara untuk mencapai keberlanjutan ini adalah dengan membangun hubungan yang baik dengan pekerja dan memastikan mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan kontribusi terbaik mereka.

Pekerja yang diberi pelatihan, kesempatan untuk berkembang, dan imbalan yang adil akan lebih cenderung bertahan dalam perusahaan dalam waktu yang lama. Hal ini mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk mencari dan melatih pekerja baru, serta meningkatkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

Selain itu, perusahaan yang dikenal peduli terhadap kesejahteraan pekerjanya juga akan lebih mudah mendapatkan talent terbaik di pasar kerja, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan bisnis.

Menghindari Praktik Buruk: Fokus pada Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sebagai kesimpulan, meskipun memang ada beberapa trik yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi biaya dalam jangka pendek, praktik seperti memanfaatkan pekerja magang dengan cara yang tidak adil atau memperpanjang masa probation tanpa memberikan jaminan pasti untuk menjadi karyawan tetap adalah langkah yang tidak bijak.

Sebaliknya, perusahaan yang berinvestasi dalam kesejahteraan pekerja dan mengutamakan pengembangan sumber daya manusia akan memperoleh manfaat jangka panjang yang jauh lebih besar.

Pengusaha yang sadar akan pentingnya kesejahteraan buruh bukan hanya peduli pada aspek moral atau etika, tetapi juga memahami bahwa ini adalah keputusan bisnis yang bijaksana.

Dengan memperhatikan kesejahteraan pekerja, perusahaan tidak hanya meningkatkan produktivitas dan loyalitas, tetapi juga memastikan bahwa mereka memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh dan berkembang di masa depan.

Jadi, sebagai pengusaha atau calon pekerja, kita harus berpikir lebih jauh dari sekadar mencari keuntungan instan. Keberlanjutan dan kesuksesan bisnis tidak bisa dicapai tanpa memperhatikan faktor yang paling penting: sumber daya manusia yang berkualitas dan sejahtera.


Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan pihak manapun dan hanya bersifat edukasi. Jika dirasa kurang tepat, silakan hubungi kami di kontak@adnanrizki.com atau jika Anda setuju silakan komen di bawah!


iklan shopee
×
Berita Terbaru Update